Tuhan Tidak Menghendaki Kita Hidup Eksklusif Atau Pergaulan Bebas

0
4761

Oleh: P. Adriyanto

 

 

“Sebab itu, Keluarlah kamu dari antara mereka  dan pisahkan dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.”

*2 Korintus 6:17*

 

Para behaviorists (akhli perilaku) berpendapat bila anda ingin  sukses, bergaullah dengan orang-orang yang sukses.

Amsal 13:20 juga mengatakan:

*”Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”*

 

Pendapat dan ayat Alkitab di atas mengingatkan kita bahwa kearifan, kesuksesan, kebaikan atau yang sebaliknya dapat menulari orang lain.

Tuhan selalu  mengingatkan kita bahwa kita harus super hati-hati dalam memilih pergaulan :

*¹ Janganlah kamu sesat. Pergaulan yang buruk merusak kehidupan yang baik.”*

*1 Korintus 15:33*

 

*² Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”*

*1 Tesalonika 5:21*

 

*³ Dalam suratku telah kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang cabul.”*

*1 Korintus 5:9*

 

Peringatan-peringatan di atas terutama ditujukan kepada anak-anak Tuhan mulai dari yang remaja sampai orang tua. Banyak di antara mereka yang terjerumus ke dalam berbagai dosa.

Mulai dari gemar meminum minuman keras, berjudi, tergantung pada narkotika, main perempuan sampai LGBT.

Kita harus benar-benar menguji apakah orang-orang yang bergaul erat dengan kita adalah orang-orang yang takut akan Tuhan.

Berhati-hatilah, banyak serigala berbulu domba. Di antara orang-orang yang nampak hidup saleh, berstatus sosial mapan, para cerdik cendekiawan sampai Prof. Dr, rohaniawan sekalipun dan profesi-profesi lain, tidak luput dari dosa LGBT.

 

Kita juga tidak boleh hidup eksklusif/menyendiri dengan kelompok kita sendiri.  Tuhan menghendaki kita meneladani apa yang sudah Dia lakukan di dunia ini. Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.

Kita tetap harus melanjutkan misi Kristus di  mana kita harus menjadi garam dan terang dunia

*Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.*

*Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.*

*Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di surga.”*

*Matius 5: 14~16*

 

Note: gantang adalah adalah wadah untuk mengukur beras, dll di mana satu gantang berisi 35.2 liter. Gantang ini bila dipakai untuk menutupi pelita, maka sinar dari pelita tersebut tidak akan keluar.

 

Dalam hal pergaulan dan bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar kita, kita tidak boleh larut dengan kebiasaan-kebiasaan dunia, tapi kita harus menjadi *katalisator,* *menjadi change agent* untuk mengubah mereka untuk mempuyai hidup yang lebih baik, yang berkenan kepada Tuhan.

Amin.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here