Puncak Sundance Film Festival: Asia 2021: Awards Night untuk Tokoh Film di Indonesia dan Jury Prize untuk Pemenang Kompetisi Film PendekPuncak Sundance Film Festival: Asia 2021: Awards Night untuk Tokoh Film di Indonesia dan Jury Prize untuk Pemenang Kompetisi Film Pendek

0
322

Puncak Sundance Film Festival: Asia 2021: Awards Night untuk Tokoh Film di Indonesia dan Jury Prize untuk Pemenang Kompetisi Film Pendek

Jakarta,Puncak Sundance Film Festival: Asia 2021

Awards Night untuk Tokoh Film di Indonesia danJury Prize untuk Pemenang Kompetisi Film Pendek

Jakarta, Protestantpost.com

Sundance Film Festival: Asia 2021, sebuah ajang pertemuan bagi para filmmakers dan penikmat film di Asia, khususnya Indonesia, yang digelar dari tanggal 23 hingga 26 September 2021 akan melaksanakan acara puncaknya dengan mengadakan sesi Awards Night dan Jury Prize. Diselenggarakan secara virtual, Awards Night akan menjadi ajang untuk memberikan penghargaan bagi 12 tokoh film di Indonesia, yang meliputi pembuat film, aktor, dan aktris yang telah memberikan dampak signifikan bagi industri film di Tanah Air melalui karya-karya terbaik mereka. Sementara itu, Jury Prize akan diberikan pada pemenang dari kompetisi film pendek yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu. Dari 10 cerita pendek yang terpilih sebagai nominasi, akan ada satu pemenang terbaik yang berhak menerima Jury Prize. Acara penghargaan akan ditayangkan pada tanggal 25 September 2021 pukul 19.00 WIB di TikTok (@SundanceFFAsia).

Adapun 12 pembuat film, aktor, dan aktris Indonesia yang terpilih untuk menerima penghargaan adalah Iko Uwais (Distinguished Actor), Joe Taslim (Distinguished Actor), Nicholas Saputra (Distinguished Actor), Christine Hakim (Distinguished Actress), Julie Estelle (Distinguished Actress), Edwin (Distinguished Director), Joko Anwar (Distinguished Director), Mouly Surya (Distinguished Director), Timo Tjahjanto & Kimo Stamboel (Distinguished Director), Wregas Bhanuteja (Up-and-Coming Director), dan Aditya Ahmad (Up-and-Coming Director).

Iko Uwais, Joe Taslim, dan the Hammer Girl, Julie Estelle, menunjukkan penampilan yang penuh energi pada film The Raid yang sempat diputar di Sundance Film Festival 2014. Nicholas Saputra adalah salah satu aktor dalam What They Don’t Talk About When They Talk About Love. Di tahun 2013, judul tersebut merupakan film Indonesia pertama yang berpartisipasi di World Cinema Dramatic Competition Sundance Film Festival. Sempat diputar di Sundance Film Festival 2020, Perempuan Tanah Jahanam bercerita tentang sebuah warisan keluarga yang mendarah daging, di mana Christine Hakim berperan sebagai Nyi Misni. Penampilan mereka yang luar biasa dalam film-film tersebut berhasil mencuri perhatian internasional terhadap film Indonesia, di samping beragam penghargaan dalam negeri yang telah didapat.

Selain itu, Edwin, sutradara dari Indonesia, memenangkan Golden Leopard, penghargaan utama best picture di Locarno International Film Festival, untuk filmnya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Ada pula Joko Anwar, sutradara yang mendapat penghargaan untuk film terbarunya, Perempuan Tanah Jahanam, yang pun sempat diputar di Sundance Film Festival 2020. Film kedua Mouly Surya, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, diputar di lebih dari 50 festival film di seluruh dunia dan juga merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan pada Sundance Film Festival 2013. Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel, menggarap Safe Haven (sebuah segmen dalam V/H/S/2) yang tayang perdana di Sundance Film Festival 2013 silam. Tak lupa ada sutradara yang sedang naik daun, Wregas Bhanuteja dengan filmnya Tak Ada yang Gila di Kota Ini yang turut berkompetisi di Sundance Film Festival 2020. Sutradara pendatang baru lainnya, Aditya Ahmad, dengan filmnya Kado, juga mendapatkan perhatian khusus di sejumlah festival internasional dan filmnya diputar di Sundance Film Festival 2019.

Selain penghargaan untuk para sutradara, aktor, dan aktris, diumumkan pula penghargaan Jury Prize dan Honorary Mentions untuk film pendek terbaik pada Short Film Competition Sundance Film Festival: Asia 2021. Kompetisi yang dimulai sejak 17 Mei 2021 ini dibuka untuk sineas  Indonesia dan bertujuan untuk menemukan serta membawa sosok-sosok sineas berbakat Indonesia ke platform global.

Lebih dari 160 film pendek diterima dan 10 finalis yang terpilih adalah: Black Winter (Noviandra Santosa), Diary of Cattle (Lidia Afrilita & David Darmadi), Goodnight, Stargazer (Adriano Rudiman), Jamal (Muhammad Heri Fadli), Makassar is a City for Football Fans (Khozy Rizal), Masa Depan Cerah 2040 (Winner Wijaya), Rendang of Death (Percolate Galactic), Rong (Indira Iman), Srikandi (Andrea Nirmala Widjajanto), dan Sunrise in the Forest (Samuel Ruby). Film pendek terbaik akan menerima hadiah uang tunai sebesar US$2,000 dan berkesempatan untuk menayangkan filmnya di Sundance Film Festival 2022. Penerima Jury Prize dan Honorary Mentions juga akan mendapatkan kesempatan untuk menayangkan filmnya di platform streaming  Argo, tanggal 27 September 2021.

William Utomo, COO IDN Media: “Festival bersejarah dan Awards Night yang spesial ini akan menjadi momen penting bagi setiap insan di industri film Indonesia dan Asia untuk merayakan hal yang mereka sukai dan, yang terpenting, untuk terhubung dan berkolaborasi dengan pembuat film di seluruh dunia. Ini adalah tentang menemukan dan mengakui bakat yang sebenarnya dimiliki oleh pembuat film Indonesia. Selamat, bagi semua nominasi. Terima kasih atas kontribusi, semangat, dan kreativitas yang selalu dicurahkan ke dalam karya Anda.”

Kim Yutani, Director of Programming, Sundance Film Festival: “Kami sangat senang dapat memberikan spotlight bagi para artis ternama dan suara-suara baru di perfilman Indonesia. Untuk dapat menghargai dan menyoroti bakat serta kesuksesan mereka pada malam spesial ini merupakan puncak yang menarik dari peluncuran Sundance Film Festival: Asia.”

***

Informasi lebih lanjut, klik https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org. Ikut ramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia.

***

Tentang Sundance Institute

Sebagai juara dan kurator cerita independen untuk panggung dan layar, lembaga nirlaba Sundance Institute menyediakan dan mempertahankan ruang bagi seniman dalam film, teater, pembuatan film, dan media digital untuk berkreasi dan berkembang. Didirikan pada tahun 1981 oleh Robert Redford, signature program Sundance Institute, yaitu Labs, granting, dan mentorship, yang didedikasikan untuk mengembangkan pekerjaan baru dan berlangsung sepanjang tahun di AS dan internasional, sebagian besar didukung melalui kontribusi pendapatan. Sundance Co//ab, sebuah platform komunitas digital, menyatukan seniman untuk belajar dari satu sama lain dan Sundance Advisors serta terhubung dalam ruang kreatif, mengembangkan dan membagikan tentang karya yang sedang berjalan. Sundance Film Festival dan program publik lainnya menghubungkan penonton dan seniman untuk menyalakan ide-ide baru, menemukan suara yang autentik, dan membangun komunitas yang didedikasikan untuk film independen. Sundance Institute telah mendukung beragam proyek, seperti Clemency, Never Rarely Sometimes Always, Zola, Time, MInari, Boys State, The Farewell, Honeyland, One Child Nation, The Souvenir, The Infiltrators, Sorry to Bother You, Won’t You Be My Neighbor?, Hereditary, Call Me By Your Name, Get Out, The Big Sick, Mudbound, Fruitvale Station, City So Real, Top of the Lake, Between the World & Me, Wild Goose Dreams dan Fun Home. Bergabung dengan Sundance Institute di Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube.

Sundance Film Festival: Asia dipersembahkan oleh XRM Media, bermitra dengan IDN Media, dan mitra acara Argo, TikTok serta dukungan dari Negara Bagian Utah.

Tentang XRM Media

XRM Media adalah perusahaan hiburan dan teknologi yang didedikasikan untuk mendukung, memproduksi, dan mendanai konten multikultural di semua media bersama mitra globalnya. Melalui pendekatan yang inkonvensional, XRM Media memanfaatkan portofolio investasi dan mengambil risiko pada prospek yang dinilai menjanjikan一XRM Media menjadi media anti-mainstream yang mampu menghubungkan audiens global melalui cerita yang resonan dan berpengaruh kuat.

Tentang IDN Media

IDN Media adalah perusahaan media platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia, dengan lebih dari 70 juta Monthly Active Users (MAU). Visi kami adalah mendemokratisasi informasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Tentang Argo

Argo adalah platform streaming dengan misi untuk mengubah cara audiens menonton, berbagi, dan menemukan film. Argo membangun komunitas; menghubungkan pembuat film dengan penonton, dan menampilkan semua genre film pendek yang dikurasi ke dalam daftar putar bertema oleh festival film, pembuat film, dan influencer dari seluruh dunia. Argo memastikan bahwa pembuat film dibayar! Platform ini bekerja berdasarkan sistem bagi hasil dengan tujuan untuk memastikan pembuat film memiliki kesempatan untuk benar-benar memamerkan karya mereka, sambil menghibur dan menginspirasi gelombang baru film independen.

Argo is the streaming platform on a mission to change the way you watch, share and discover films. Argo is building a community; connecting filmmakers to audiences, and featuring all genres of short film curated into themed playlists by film festivals, filmmakers, and influencers from around the world. Argo makes sure that filmmakers get paid! The platform works on a revenue-share basis with a goal to ensure filmmakers have the opportunity to truly showcase their work, while entertaining and inspiring the new wave of independent film. Temukan film pendek favorit Anda di www.watchargo.com, atau di aplikasi Argo yang tersedia di iTunes App Store dan Google Playstore. Ikuti kami untuk pembaruan tentang film baru kami di Instagram, Facebook, Twitter, and Youtube.

Sundance Film Festival: Asia 2021, sebuah ajang pertemuan bagi para filmmakers dan penikmat film di Asia, khususnya Indonesia, yang digelar dari tanggal 23 hingga 26 September 2021 akan melaksanakan acara puncaknya dengan mengadakan sesi Awards Night dan Jury Prize. Diselenggarakan secara virtual, Awards Night akan menjadi ajang untuk memberikan penghargaan bagi 12 tokoh film di Indonesia, yang meliputi pembuat film, aktor, dan aktris yang telah memberikan dampak signifikan bagi industri film di Tanah Air melalui karya-karya terbaik mereka. Sementara itu, Jury Prize akan diberikan pada pemenang dari kompetisi film pendek yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu. Dari 10 cerita pendek yang terpilih sebagai nominasi, akan ada satu pemenang terbaik yang berhak menerima Jury Prize. Acara penghargaan akan ditayangkan pada tanggal 25 September 2021 pukul 19.00 WIB di TikTok (@SundanceFFAsia).

Adapun 12 pembuat film, aktor, dan aktris Indonesia yang terpilih untuk menerima penghargaan adalah Iko Uwais (Distinguished Actor), Joe Taslim (Distinguished Actor), Nicholas Saputra (Distinguished Actor), Christine Hakim (Distinguished Actress), Julie Estelle (Distinguished Actress), Edwin (Distinguished Director), Joko Anwar (Distinguished Director), Mouly Surya (Distinguished Director), Timo Tjahjanto & Kimo Stamboel (Distinguished Director), Wregas Bhanuteja (Up-and-Coming Director), dan Aditya Ahmad (Up-and-Coming Director).

Iko Uwais, Joe Taslim, dan the Hammer Girl, Julie Estelle, menunjukkan penampilan yang penuh energi pada film The Raid yang sempat diputar di Sundance Film Festival 2014. Nicholas Saputra adalah salah satu aktor dalam What They Don’t Talk About When They Talk About Love. Di tahun 2013, judul tersebut merupakan film Indonesia pertama yang berpartisipasi di World Cinema Dramatic Competition Sundance Film Festival. Sempat diputar di Sundance Film Festival 2020, Perempuan Tanah Jahanam bercerita tentang sebuah warisan keluarga yang mendarah daging, di mana Christine Hakim berperan sebagai Nyi Misni. Penampilan mereka yang luar biasa dalam film-film tersebut berhasil mencuri perhatian internasional terhadap film Indonesia, di samping beragam penghargaan dalam negeri yang telah didapat.

Selain itu, Edwin, sutradara dari Indonesia, memenangkan Golden Leopard, penghargaan utama best picture di Locarno International Film Festival, untuk filmnya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Ada pula Joko Anwar, sutradara yang mendapat penghargaan untuk film terbarunya, Perempuan Tanah Jahanam, yang pun sempat diputar di Sundance Film Festival 2020. Film kedua Mouly Surya, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, diputar di lebih dari 50 festival film di seluruh dunia dan juga merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan pada Sundance Film Festival 2013. Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel, menggarap Safe Haven (sebuah segmen dalam V/H/S/2) yang tayang perdana di Sundance Film Festival 2013 silam. Tak lupa ada sutradara yang sedang naik daun, Wregas Bhanuteja dengan filmnya Tak Ada yang Gila di Kota Ini yang turut berkompetisi di Sundance Film Festival 2020. Sutradara pendatang baru lainnya, Aditya Ahmad, dengan filmnya Kado, juga mendapatkan perhatian khusus di sejumlah festival internasional dan filmnya diputar di Sundance Film Festival 2019.

Selain penghargaan untuk para sutradara, aktor, dan aktris, diumumkan pula penghargaan Jury Prize dan Honorary Mentions untuk film pendek terbaik pada Short Film Competition Sundance Film Festival: Asia 2021. Kompetisi yang dimulai sejak 17 Mei 2021 ini dibuka untuk sineas  Indonesia dan bertujuan untuk menemukan serta membawa sosok-sosok sineas berbakat Indonesia ke platform global.

Lebih dari 160 film pendek diterima dan 10 finalis yang terpilih adalah: Black Winter (Noviandra Santosa), Diary of Cattle (Lidia Afrilita & David Darmadi), Goodnight, Stargazer (Adriano Rudiman), Jamal (Muhammad Heri Fadli), Makassar is a City for Football Fans (Khozy Rizal), Masa Depan Cerah 2040 (Winner Wijaya), Rendang of Death (Percolate Galactic), Rong (Indira Iman), Srikandi (Andrea Nirmala Widjajanto), dan Sunrise in the Forest (Samuel Ruby). Film pendek terbaik akan menerima hadiah uang tunai sebesar US$2,000 dan berkesempatan untuk menayangkan filmnya di Sundance Film Festival 2022. Penerima Jury Prize dan Honorary Mentions juga akan mendapatkan kesempatan untuk menayangkan filmnya di platform streaming  Argo, tanggal 27 September 2021.

William Utomo, COO IDN Media: “Festival bersejarah dan Awards Night yang spesial ini akan menjadi momen penting bagi setiap insan di industri film Indonesia dan Asia untuk merayakan hal yang mereka sukai dan, yang terpenting, untuk terhubung dan berkolaborasi dengan pembuat film di seluruh dunia. Ini adalah tentang menemukan dan mengakui bakat yang sebenarnya dimiliki oleh pembuat film Indonesia. Selamat, bagi semua nominasi. Terima kasih atas kontribusi, semangat, dan kreativitas yang selalu dicurahkan ke dalam karya Anda.”

Kim Yutani, Director of Programming, Sundance Film Festival: “Kami sangat senang dapat memberikan spotlight bagi para artis ternama dan suara-suara baru di perfilman Indonesia. Untuk dapat menghargai dan menyoroti bakat serta kesuksesan mereka pada malam spesial ini merupakan puncak yang menarik dari peluncuran Sundance Film Festival: Asia.”

***

Informasi lebih lanjut, klik https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org. Ikut ramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia.

***

Tentang Sundance Institute

Sebagai juara dan kurator cerita independen untuk panggung dan layar, lembaga nirlaba Sundance Institute menyediakan dan mempertahankan ruang bagi seniman dalam film, teater, pembuatan film, dan media digital untuk berkreasi dan berkembang. Didirikan pada tahun 1981 oleh Robert Redford, signature program Sundance Institute, yaitu Labs, granting, dan mentorship, yang didedikasikan untuk mengembangkan pekerjaan baru dan berlangsung sepanjang tahun di AS dan internasional, sebagian besar didukung melalui kontribusi pendapatan. Sundance Co//ab, sebuah platform komunitas digital, menyatukan seniman untuk belajar dari satu sama lain dan Sundance Advisors serta terhubung dalam ruang kreatif, mengembangkan dan membagikan tentang karya yang sedang berjalan. Sundance Film Festival dan program publik lainnya menghubungkan penonton dan seniman untuk menyalakan ide-ide baru, menemukan suara yang autentik, dan membangun komunitas yang didedikasikan untuk film independen. Sundance Institute telah mendukung beragam proyek, seperti Clemency, Never Rarely Sometimes Always, Zola, Time, MInari, Boys State, The Farewell, Honeyland, One Child Nation, The Souvenir, The Infiltrators, Sorry to Bother You, Won’t You Be My Neighbor?, Hereditary, Call Me By Your Name, Get Out, The Big Sick, Mudbound, Fruitvale Station, City So Real, Top of the Lake, Between the World & Me, Wild Goose Dreams dan Fun Home. Bergabung dengan Sundance Institute di Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube.

Sundance Film Festival: Asia dipersembahkan oleh XRM Media, bermitra dengan IDN Media, dan mitra acara Argo, TikTok serta dukungan dari Negara Bagian Utah.

Tentang XRM Media

XRM Media adalah perusahaan hiburan dan teknologi yang didedikasikan untuk mendukung, memproduksi, dan mendanai konten multikultural di semua media bersama mitra globalnya. Melalui pendekatan yang inkonvensional, XRM Media memanfaatkan portofolio investasi dan mengambil risiko pada prospek yang dinilai menjanjikan一XRM Media menjadi media anti-mainstream yang mampu menghubungkan audiens global melalui cerita yang resonan dan berpengaruh kuat

Tentang IDN Media

IDN Media adalah perusahaan media platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia, dengan lebih dari 70 juta Monthly Active Users (MAU). Visi kami adalah mendemokratisasi informasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Tentang Argo

Argo adalah platform streaming dengan misi untuk mengubah cara audiens menonton, berbagi, dan menemukan film. Argo membangun komunitas; menghubungkan pembuat film dengan penonton, dan menampilkan semua genre film pendek yang dikurasi ke dalam daftar putar bertema oleh festival film, pembuat film, dan influencer dari seluruh dunia. Argo memastikan bahwa pembuat film dibayar! Platform ini bekerja berdasarkan sistem bagi hasil dengan tujuan untuk memastikan pembuat film memiliki kesempatan untuk benar-benar memamerkan karya mereka, sambil menghibur dan menginspirasi gelombang baru film independen.

Argo is the streaming platform on a mission to change the way you watch, share and discover films. Argo is building a community; connecting filmmakers to audiences, and featuring all genres of short film curated into themed playlists by film festivals, filmmakers, and influencers from around the world. Argo makes sure that filmmakers get paid! The platform works on a revenue-share basis with a goal to ensure filmmakers have the opportunity to truly showcase their work, while entertaining and inspiring the new wave of independent film. Temukan film pendek favorit Anda di www.watchargo.com, atau di aplikasi Argo yang tersedia di iTunes App Store dan Google Playstore. Ikuti kami untuk pembaruan tentang film baru kami di Instagram, Facebook, Twitter, and Youtube.

(Hotben)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here