Yuk, Pahami 12 Perbedaan Penting Agama Kristen Katolik Roma dengan Agama Kristen Protestan!!!

0
164

Yuk, Pahami 12 Perbedaan Penting Agama Kristen Katolik Roma dengan Agama Kristen Protestan!!!

Pada sejarahnya, agama Kristen Katolik Roma berumur lebih tua ketimbang Agama Kristen Protestan khususnya di indonesia. Agama Kristen Katolik Roma untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Agama Kristen Katolik Roma tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.

Banyak orang Portugis yang memiliki tujuan untuk menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, dimulai dari kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen Katolik Roma, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptiskan beberapa ribu penduduk setempat.

Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol mulai memperluas pengaruhnya di Manado dan kawasan Minahasa, serta mencapai Flores dan Timor. Portugis dan Spanyol berperan menyebarkan agama Kristen Katolik Roma, namun hal tersebut tidak bertahan lama sejak VOC berhasil mengusir Spanyol dan Portugis dari Sulawesi Utara dan Maluku. VOC pun mulai menguasai Sulawesi Utara, untuk melindungi kedudukannya di Maluku.

Selama masa VOC, banyak penyebar dan penganut agama Katolik Roma yang ditangkap. Belanda adalah negara basis Protestan, dan penganut Katolik dianggap sebagai kaki-tangan Spanyol dan Portugis, musuh politik dan ekonomi VOC. Karena alasan itulah VOC mulai menerapkan kebijakan yang membatasi dan melarang penyebaran agama Katolik Roma. Yang paling terdampak adalah umat Katolik Roma di Sulawesi Utara, Flores dan Timor.

Di Sulawesi Utara kini mayoritas adalah penganut Protestan. Meskipun demikian umat Katolik Roma masih bertahan menjadi mayoritas di Flores, hingga kini Katolik Roma adalah agama mayoritas di Nusa Tenggara Timur. Diskriminasi terhadap umat Katolik Roma berakhir ketika Belanda dikalahkan oleh Perancis dalam era perang Napoleon. Pada tahun 1806, Louis Bonaparte, adik Napoleon I yang penganut Katolik diangkat menjadi Raja Belanda, atas perintahnya agama Katolik bebas berkembang di Hindia Belanda.

Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Maluku,dan Sulawesi Utara. Di Papua, ajaran Protestan telah dipraktikkan secara baik oleh penduduk asli.Di Ambon, ajaran Protestan mengalami perkembangan yang sangat besar. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa, berpindah agama ke Protestan pada sekitar abad ke-18. Saat ini, kebanyakan dari penduduk asli Sulawesi Utara menjalankan beberapa aliran Protestan. Selain itu, para transmigran dari pulau Jawa dan Madura yang beragama Islam juga mulai berdatangan. Sepuluh persen lebih-kurang; dari jumlah penduduk Indonesia adalah penganut Agama Kristen Protestan.

Berikut ini 12 point perbedaan agama Kristen Katolik Roma dan Kristen Protestan baik secara ritual peribadatan ataupun keyakinan yang dianut.

1. Agama Kristen Katolik Roma mengakui Paus sebagai Pemimpin tertinggi Gereja di dunia, -Agama Kristen Protestan tidak mengakui Paus.

Ini adalah perbedaan paling utama antara Agama Kristen Protestan dan Agama Kristen Katolik Roma. Paus adalah pemimpin tertinggi umat Katolik Roma. Paus bertahta di Vatikan, Roma. Menurut Agama Kristen Katolik Roma, Paus pertama adalah St. Petrus, pemimpin dari ke-12 murid Yesus. Dari kemunculan agama Kristen sejak abad pertama hingga sekarang sudah ada sekitar 300-an Paus. Paus sekarang adalah Paus Fransiskus I yang menggantikan Paus Benedictus XVI. Namun agama Kristen Protestan tidak mengakui Paus dan tidak memiliki pemimpin tertinggi sedunia. Alasannya adalah karena bagi Agama Kristen Protestan, hanya Yesus Kepala dan Pemimpin Gereja tertinggi di dunia ini dan Karena Agama Kristen Protestan bersifat aliran-aliran/denominasi-denominasi yang independen berdiri sendiri serta terpisah-pisah. Alasan lainnya bisa ditelusuri dari abad pertengahan di Eropa.

Pada zaman itu, Paus Leo X ingin membangun gereja terbesar dan terindah di dunia yang disebut Basilika St. Petrus di Vatikan (sampai sekarang gerejanya masih ada). Paus Leo X kemudian melakukan hal-hal yang sebenarnya nggak sesuai dengan ajaran Katolik sendiri untuk mencukupi dana pembangunan gereja tersebut, salah satunya dengan menjual surat pengakuan dosa. Hal ini diprotes oleh seorang pendeta bernama Martin Luther yang akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari gereja Katolik. Karena memprotes gereja Katolik Roma, maka pengikut Martin Luther kemudian disebut “Protestan”.

2. Orang Katolik Roma membuat tanda salib, orang Protestan tidak.

Cara termudah membedakan yang mana orang Katolik Roma dan yang mana orang Protestan adalah dengan memperhatikan saat mereka mau makan. Sebelum makan, biasanya orang Katolik membuat tanda salib, sedangkan orang Protestan tidak (cuma berdoa aja biasa). Tanda salib ini digunakan sebelum dan sesudah berdoa. Tanda salib dibuat dengan tangan telunjuk kanan menyentuh dahi – dada – bahu kiri – bahu kanan secara urut.

3. Perbedaan kitab suci

Apakah nama kitab suci orang Kristen? Aku sering “gubrak” kalo denger ada yang jawab kitab suci agama Kristen itu Injil. Sebenarnya nama kitab suci orang Katolik dan Protestan itu sama, yaitu Alkitab. Injil hanyalah sebagian kecil dari Alkitab yang khusus menceritakan kehidupan Yesus. Nah, Alkitab orang Katolik dan Protestan ternyata berbeda. Alkitab Katolik Roma lebih tebal daripada Alkitab Protestan soalnya di dalam Alkitab Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika. Kitab-kitab tersebut nggak diakui kebenarannya di agama Protestan. Implikasi dari nggak diakuinya kitab-kitab ini, orang Protestan tidak mempercayai adanya “Api penyucian” atau “Purgatory” (wilayah di antara surga dan neraka) yang dipercayai oleh orang Katolik soalnya doktrin ini cuma ada di kitab Deutero-Kanonika dan orang Protestan tidak berdevosi/berdoa kepada santo-santa (orang-orang suci Gereja).

Di Indonesia, masing-masing kedua Agama ini (Agama Kristen Katolik Roma dan Agama Kristen Protestan) mendirikan dua Lembaga Alkitab yang berbeda, yaitu Lembaga Alkitab Indonesia /LAI (Agama Kristen Protestan) dan Lembaga Biblika Indonesia /LBI (Agama Kristen Katolik Roma).

4. Masalah penafsiran kitab suci

Kalo kitab sucinya aja udah beda, apalagi penafsirannya. Dalam Katolik, orang biasa nggak boleh menafsirkan kitab suci. Satu-satunya yang boleh menafsirkan kitab suci hanyalah Magisterium, yaitu para ahli agama yang berpusat di Roma. Orang-orang Katolik di seluruh dunia tinggal mengikuti aja penafsiran Magisterium tersebut dan nggak boleh menafsirkan kitab suci menurut pengertian mereka sendiri. Sedangkan menurut ajaran Protestan, semua orang punya hak yang sama dalam menafsirkan kitab suci, nggak dimonopoli pemuka agama aja. Menurut Agama Kristen Protestan, setiap orang bebas menafsirkan Alkitab dan bebas mendirikan Gereja dan alirannya masing-masing asal sesuai dengan Alkitab.

Sekilas keliatannya lebih enak ajaran Protestan ya, soalnya lebih bebas. Namun ternyata ada dampak signifikannya. Umat Katolik di seluruh dunia lebih bersatu karena memiliki satu pendapat yang sama tentang kitab suci. Jadi agama Katolik tuh cuma ada satu di dunia ini dan nggak terbagi-bagi menjadi aliran-aliran lain.

Sebaliknya, kaum Kristen Protestan karena menganut asas kebebasan individu dan hati nurani , terpecah-pecah menjadi aliran-aliran yang lebih kecil yang disebut “denominasi”. Aliran-aliran ini muncul karena perbedaan penafsiran antara satu Gereja/kelompok dengan gereja/kelompok lain, misalnya ada Reformed, Presbyterian, Lutheran, Anglikan, Methodis, Baptis, Episkopal, Nazarene, Advent, Wesleyan, Mennonite, Konggregasional, Moravian, Bala Keselamatan, Pentakosta, Katismatik, Injili, Foursquare, dan ribuan gereja-gereja , dan organisasi independen lainnya yang setiap hari lahir dan berkembang.

Implikasi praktisnya, orang Katolik bisa bebas beribadat di gereja Katolik manapun. Mau di Jakarta, Bandung, Malang, Manado, New York, terserah deh soalnya ajarannya sama Tapi orang Protestan biasanya hanya pergi ke satu gereja yang sama seumur hidupnya. Misalnya penganut Baptis harus pergi ke gereja Baptis yang mungkin jaraknya 15 kilometer dan nggak bisa pergi ke gereja GPIB yang letaknya cuma di depan rumah soalnya ajarannya beda (walaupun keduanya sama-sama gereja Protestan). Bahkan nggak jarang, antara denominasi Protestan yang satu dengan yang lain berselisih paham gara-gara perbedaan pandangan itu.

5. Pemuka agama Katolik memiliki hierarki (tingkatan), sedangkan Protestan tidak

Para pemuka agama Katolik memiliki hierarki sebagai berikut: romo/pastur – uskup – kardinal – paus. Dengan adanya tangga hierarki itu, para pemuka agama Katolik bisa naik jabatan, bahkan bisa jadi Paus. Semua Paus juga dulunya berawal dari romo biasa kok. Akan tetapi, pemuka agama Protestan (pendeta) tidak memiliki hierarki semacam itu.

Karena pemuka agama Katolik ada hierarkinya, maka gereja Katolik juga punya hierarki, yaitu kapel (gereja kecil) – gereja paroki (tempat kedudukan pastur) – katedral (tempat kedudukan uskup/kardinal) – basilika (tempat kedudukan paus). Semakin tinggi tingkatannya biasanya ukurannya juga semakin besar. Sedangkan dalam gereja-gereja Protestan, Hirarki Gerejanya bisa ditemukan dalam struktur Sinode masing-masing Gereja.

6. Pemuka agama Katolik Roma tidak boleh menikah, sedangkan Protestan boleh

Para pemuka agama Katolik Roma mulai dari pastur hingga Paus nggak boleh menikah alias hidup membujang selamanya. Istilahnya dalam Katolik “hidup selibat”. Hal ini agar beliau-beliau bisa berkonsentrasi dalam mengajarkan agama Katolik. Tapi dalam gereja Protestan, pendeta diperbolehkan menikah.

7. Perempuan bisa menjadi pemuka agama dalam Protestan, sedangkan dalam Katolik dilarang

Dalam Katolik hanya laki-laki yang boleh menjadi pastur, sedangkan perempuan tidak boleh. Sedangkan dalam Protestan, baik laki-laki dan perempuan diberikan hak yang sama menjadi pendeta (namun lebih seringnya kita melihat pendeta laki-laki). Namun dalam agama Katolik, wanita yang ingin mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan dapat menjadi suster (biarawati). Syarat menjadi suster sama dengan syarat menjadi pastur, yaitu nggak boleh menikah. Seorang suster juga harus memakai kerudung seumur hidupnya. Bahkan di negara-negara Barat, pakaian suster yang serba tertutup ini sekilas mirip banget ama jilbab. Suster ini dulu biasa bekerja sebagai perawat, karena itulah ada kebiasaan di negara kita untuk memanggil perawat dengan sebutan “suster”.

8. Perbedaan peribadatan

Peribadatan orang Katolik disebut misa, sedangkan peribadatan orang Protestan disebut kebaktian. Keduanya berbeda dalam hal isi maupun tata cara pelaksanaannya, walaupun sama-sama dilaksanakan pada hari Minggu.

9. Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sedangkan Protestan melarang

Nah, kalo tadi perbedaan Katolik Roma dan Protestan di permukaan, sekarang kita akan lebih menyentuh ke inti ajarannya. Umat Katolik Roma sangat mengkultuskan Bunda Maria, yaitu ibunda dari Yesus Kristus. Umumnya yang namanya orang Katolik memang sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria. Sebagai penghormatan kepada Bunda Maria, dalam agama Katolik Roma ada kebiasaan berdoa rosario (semacam tasbih dengan liontin salib) dan berziarah ke Goa Maria setiap bulan Mei dan Oktober. Tapi di Protestan, nggak ada kebiasaan semacam itu karena ajarannya memang melarang pengkultusan pada Bunda Maria. Jadi kalo ada yang pakai rosario ataupun pergi ke Goa Maria bisa dipastikan dia adalah orang Katolik.

10. Katolik mengakui para orang kudus (santo-santa) sementara Protestan tidak

Para orang kudus (“saint” dalam bahasa Inggris, disingkat “St” dan ditaruh di depan nama) merupakan orang-orang yang memiliki iman yang sangat kuat sehingga dipercaya sudah masuk surga. Orang kudus laki-laki disebut santo, sementara yang perempuan disebut santa.

Nama-nama para saint ini biasanya digunakan sebagai nama gereja, misalnya gereja Santa Maria, gereja Santo Petrus, dan lain-lain. Para saint ini punya hari perayaannya sendiri-sendiri (misalnya hari raya St Valentine dirayakan tiap 14 Februari). Nama-nama para saint ini juga digunakan sebagai nama baptis dengan harapan ketika dewasa, mereka bisa meneladani para orang kudus yang namanya dipakai tersebut. Nama-nama para santo dalam agama Katolik biasanya diakhiri –us, misalnya Petrus, Paulus, Fransiskus, dan lain-lain.

Dalam agama Protestan, pemujaan pada para santo/santa dilarang keras. Bahkan orang Protestan umumnya menggunakan nama-nama nabi, bukannya nama-nama santo/santa sebagai nama baptisnya, seperti Abraham, Samuel, Daniel, dan lain-lain.

11. Katolik boleh menggunakan patung, sedangkan Protestan tidak

Gereja Katolik biasanya dihias dengan patung-patung, entah itu patung Yesus, Bunda Maria, atau para santo/santa, hingga patung malaikat. Akan tetapi, kaum Protestan mengharamkan penggunaan patung dalam gereja soalnya dianggap berhala. Nah implikasi dari pelarangan patung ini, salib Katolik memiliki patung Yesus di tengahnya, sedangkan salib Protestan hanya salib biasa tanpa patung di tengahnya. Jadi bisa lah kalian membedakan apakah seseorang itu Katolik atau Protestan dari salib di rumahnya.

12. Katolik mengakui 7 sakramen, sementara Protestan hanya 2

Sakramen adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan penganut Kristiani sepanjang hidup mereka. Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis (masuk agama Kristen), Krisma (diberikan pas menginjak remaja), Ekaristi (yang biasa dilakuin umat Katolik di gereja tiap hari Minggu), Imamat (pentahbisan menjadi pastur/romo), Pernikahan, Pengakuan Dosa, dan Pengurapan Orang Sakit (diberikan saat sakit parah dan hampir meninggal). Namun dalam gereja Protestan, hanya diakui dua sakramen, yaitu Baptis dan Ekaristi. Sakramen Ekaristi dalam ajaran Protestan juga tidak dilakukan setiap hari Minggu, namun hanya pada perayaan hari-hari besar saja.

Sumber: Wikipedia

referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-katolik-dan-kristen-protestan.html

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here